Ishar Muzamil tak menduga, usaha kaligrafi dari bahan kayu jati yang digelutinya sejak dua tahun silam mendatangkan keuntungan. Dia pun makin gigih membesarkan usahanya.
Menurut pria asal Jepara, Jawa Tengah ini, seni kaligrafi memang berbeda dengan seni lain. Demi menghasilkan karya terbaik, pengerjaannya harus dilakukan secara detail dan teliti oleh tangantangan terampil yang memang telah menguasai ilmunya.
nih dia kaligrafinya :
Spoiler:
Spoiler:
Spoiler:
Spoiler:
Spoiler:
Spoiler:
”Kebetulan seluruh pengerjaan kaligrafi di tempat saya masih menggunakan tenaga manusia. Jadi, sentuhannya akan jelas terlihat,” tutur sarjana ekonomi ini.
Dia menambahkan, bahan baku berupa jati asli juga turut memengaruhi produk jadi seni kaligrafi. ”Karena ada yang biasanya dicampur dengan kayu-kayu lain,” ujarnya.
Lantaran detail pengerjaan yang begitu rumit, tak aneh bila proses pembuatan produk kaligrafi memakan waktu lama. Ishar menjelaskan, untuk satu produk jadi kaligrafi biasanya memerlukan waktu pengerjaan satu minggu. Namun,pengerjaan akan membutuhkan waktu lebih lama lagi, sekitar satu bulan, jika tingkat pengerjaannya lebih rumit. Misal untuk ayat Kursi yang banyak dipesan.
Lantaran proses pengerjaannya rumit dan menggunakan bahan baku jati asli, tak mengherankan bila produk kaligrafi produksi Ishar dibanderol dengan harga tinggi. Harganya berkisar antara Rp1-2,5 juta. Ishar memasarkan produknya melalui penjualan langsung, pesanan, atau dijual melalui dua gerai di Semarang dan Yogyakarta. Produk kaligrafi Ishar memang belum mampu menembus pasar ekspor.Namun, setidaknya Ishar tetap bisa berbangga karena produknya telah merambah beberapa wilayah Indonesia. Mulai dari Pulau Jawa, Sumatera hingga wilayah Indonesia lainnya. Dari penjualan tersebut, meski umur usaha kaligrafinya baru dua tahun, Ishar mengaku mampu meraup omzet sekitar Rp100 juta per bulan.
Ishar memaparkan, selain mental, kunci sukses memulai usaha baru adalah perencanaan matang, mampu melihat peluang, dan memiliki produk berdaya saing. Kalau semua itu bisa dipenuhi, menurut pria ramah ini,kesuksesan tinggal menunggu waktu. Kelihaian Ishar menjalankan bisnisnya di bidang perkayuan tak bisa dilepaskan dari sejarah panjangnya bergelut di usaha ini. Jauh sebelum terjun ke dunia kaligrafi dari bahan kayu jati, Ishar adalah pelaku bisnis di bidang perkayuan di Jepara. Perjalanan ayah dua anak dalam bisnis perkayuan sudah dimulai pada 1995. Ishar berupaya memenuhi kebutuhan bahan baku para perajin mebel di Jepara. ”Sebagai kota ukir,kebutuhan bahan baku kayu jati untuk mebel di sini tergolong besar,” ungkapnya.
Memanfaatkan koneksi dan hubungan baik dengan Perhutani, usaha penyediaan kayu jati gelondongan yang dijalankan Ishar tetap mampu bertahan hingga sekarang. Ishar mampu memenuhi kebutuhan kayu jati di wilayahnya. Empat hingga lima truk berisi kayu jati gelondongan dengan tiap truk berkapasitas 15 kubik datang ke Jepara tiap bulannya. Kayu-kayu tersebut, menurut Ishar, adalah kayu jati legal yang diambil dari tempat penimbunan kayu milik Perhutani. Ishar mengangkutnya dari berbagai wilayah di Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti Cianjur, Sukabumi, Cepu, Blora.
”Ironisnya, di Jepara sendiri yang terkenal menjadi pusatnya kerajinan kayu jati,bahan baku kayu jati malah hampir punah,” tuturnya.
Pengusaha yang berupaya menerapkan prinsip jujur dan amanah dalam berbisnis tersebut mengungkapkan, kayu-kayu jati gelondongan itu sebagian dijual lagi ke para perajin lain di Jepara, sebagian lainnya dia manfaatkan untuk usaha sendiri. Suami Lisa Imawati itu menerangkan, diferensiasi usaha bagi para pelaku bisnis mutlak dilakukan. Itu semata-mata demi menjaga kelangsungan bisnis yang dijalankan. Diferensiasi usaha memungkinkan pelaku bisnis berani mengambil risiko karena kalau yang satu gagal masih memiliki bidang usaha lain.
Dari keberaniannya merambah satu bidang usaha ke bidang lain, meski masih tetap di bidang perkayuan, Ishar kini memiliki tiga jenis bidang usaha yang tumbuh dan berkembang bersama-sama. Ketiga bidang usaha itu adalah penjualan kayu gelondongan, usaha mebel berikut suvenir kayu, dan seni kaligrafi. Seperti halnya usaha kayu gelondongan dan kaligrafi yang mampu menghasilkan laba, usaha mebel dan suvenir yang dijalankan Ishar juga menunjukkan perkembangan positif. Produk mebel milik Ishar telah merambah ke seluruh wilayah Indonesia. Ishar menegaskan, menjaga mutu dan kualitas menjadi kunci keberhasilannya menjual aneka jenis mebel untuk kebutuhan ruangan rumah seperti meja, kursi, lemari, dan berbagai perabot lain. (*/Koran SI)
sumber
0 komentar:
Posting Komentar