Tentunya Anda tak membutuhkan pendapat pakar mengenai nikmatnya bermasturbasi. Jika masih pada batas wajar masturbasi bisa bermanfaat sebagai obat insomnia dan stres yang ampuh dan natural.
Tapi benarkah masturbasi sepenuhnya aman dan normal? Apakah masturbasi bisa memicu disfungsi seksual? Anda berhak tahu mengenai fakta masturbasi yang banyak dibicarakan ahli.
-
Tak ada istilah ‘abnormal’
Sebagian pria beranggapan bahwa masturbasi adalah sesuatu yang abnormal, namun para ahli masih kesulitan untuk menentukan batasan normal dan abnormal jika dikaitkan dengan proses masturbasi, variasi, teknik dan frekuensi. Martha Cornog penulis The Big Book of Masturbation menyatakan bahwa setiap pria memiliki cara tersendiri untuk bermasturbasi, entah menggunakan tangan, sex toys, pakaian khusus, fantasi, buku, majalah maupun film dewasa. -
Tidak sepenuhnya aman
Meski masturbasi minim risiko penularan penyakit seksual jika dibandingkan dengan aktivitas seksual bersama pasangan, tapi masturbasi tidak sepenuhnya aman.
Risiko yang mungkin disebabkan masturbasi:
- Aktivitas masturbasi dengan frekuensi tinggi bisa menyebabkan iritasi kulit pada penis.
- Masturbasi yang dilakukan dengan tergesa-gesa dan tidak berhati-hati bisa menyebabkan penile fracture (terjadi jika ereksi penis terbentur dengan benda keras)
- Gesekan dengan benda-benda keras berisiko menyebabkan trauma pada uretra.
-
Memperbaiki kehidupan seksual – atau justru menghancurkannya?
Untuk alasan tertentu masturbasi membawa dampak positif bagi kehidupan seksual bersama pasangan. Dengan bermasturbasi seorang pria dapat mempelajari dan mengeksplorasi G-Spot dan berlatih mengontrol kemampuan ejakulasi. Bahkan masturbasi bisa menjadi solusi sementara, ketika hubungan seksual bersama pasangan tidak mungkin dilakukan karena sakit, proses kelahiran atau bahkan ketika pasangan sedang tidak menginginkan hubungan seksual.Tetapi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan adalah hilangnya ketertarikan untuk melakukan hubungan seksual bersama pasangan. Meskipun demikian, Anda tak perlu khawatir, para ahli menegaskan jika hubungan Anda bersama pasangan baik-baik saja maka masturbasi tidak akan mengganggu kehidupan seksual Anda.

-
Masturbasi dengan cara tertentu dapat memicu disfungsi seksual
Para ahli memberi peringatan bagi pria yang terbiasa melakukan masturbasi dengan frekuensi gesekan yang sangat cepat, dan tidak mungkin jika dilakukan bersama pasangan, karena hal tersebut dapat memicu permasalahan ejakulasi.Pria dengan pola masturbasi seperti itu dapat mengalami kesulitan ejakulasi jika melakukan aktivitas bersama pasangan, karenanya cobalah untuk melakukan masturbasi sewajarnya. Capailah orgasme dan ejakulasi dengan cara-cara yang memungkinkan bisa dilakukan dengan hubungan seksual bersama pasangan (stimulasi organ seksual, oral, maupun tangan pasangan).
-
Meningkatkan risiko kanker prostat? Belum tentu.
Hubungan antara masturbasi dan kanker prostat memang belum jelas. Sebuah studi di Australia pada 2003 (BJU International) mengemukakan bahwa ejakulasi pada usia muda akan mengurangi risiko kanker prostat. Namun hasil studi yang dipublikasikan The Journal Of The American Medical Association (2004), menyatakan bahwa frekuensi ejakulasi (termasuk hubungan seksual maupun masturbasi) tidak ada hubungannya dengan risiko kanker prostat.

Sumber : http://vi-lounge.com/v2/content/5-fakta-masturbasi-pendapat-ahli-tentang-hobi-bermain-solo
0 komentar:
Posting Komentar